Kamis, 16 Juni 2011

MAKALAH AGAMA ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah ini ialah masalah tentang Asal Usul Kejadian Manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil-fosil.
Ada ungkapan yang cukup menarik, ungkapan itu berbunyi “Barang siapa mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya”. Dengan kata lain, siapa yang tidak mengenal dirinya tidak akan mengenal Tuhannya. Lalu siapakah kita ?

B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas maka kami ambil rumusan masalah yang akan kami bahas sebagai berukut :
  1. Pandangan Tentang Manusia
1.      Berbagai pandangan tentang manusia
2.      Pandangan manusia menurut Al-Qur’an
  1. Sekilas Sejarah Manusia
1.      Asal Usul kejadian menurut ilmu pengetahuan
·         Pra Manusia
·         Manusia Kera
·         Manusia Purba
·         Manusia Modern
2.      Asal mula Manusia menurut Al-Qur’an
·         Manusia pertama
·         Manusia berikutnya (Hawa)

C.    Tujuan dan manfaat
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Serta untuk meningkatkan manusia dan perpaduannya Al-Qur’an dengan hasil penelitian ilmiah tentang asal usul manusia.
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang asal usul manusia menurut Al-Qur’an dan kaitannya dengan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para ahli.











BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.    PANDANGAN TENTANG MANUSIA
1.                              Berbagai Pandangan Tentang Manusia
Ada yang berpendapat bahwa manusia berasal dari dua suku kata : manus dan ia. Manus artinya jiwa, ia artinya raga, tubuh kasar, atau jisim. Jadi manusia adalah benda hidup yang berjiwa raga (Ali Utsman, 1970 : 26).
Menurut Ibnu Siena, bahwa manusia adalah “it is know that man differs from the other animals, in that he can not lead a proper life when isolated as a single individual, managing his affairs with no associated to help him satisfy his basic want …” Sebenarnya telah diketahui bahwa manusia berbeda dengan hewan mana pun. Binatang tidak bisa hidup dengan cara yang baik, binatang hidup sendirian mengurus segala keperluannya tanpa ada teman bersekutu yang membantu segala kebutuhannya. (Zainal Abidin, 1974 : 210).
Menurut Syeh Nuruddin Ar-Raniri, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di dunia ini. Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya agar manusia dapat berperan sebagai kholifah di muka bumi, sebab tanpa citra-Nya mustahil manusia dapat berperan sebagai wakil Tuhan. Selain manusia sebagai kholifah, manusia juga berfungsi sebagai tempat penuangan (tajali) nama dari sifat Allah yang paling lengkap dan sempurna  (Dawam Raharjo, 1985 : 93)
Dr. Muhammad Iqbal menyebutkan dalam Al-Qur’an dengan cara sederhana, penuh dengan gayanya menekankan individualitas dan keunikan manusia, dan menurut pandangannya, memiliki tujuan yang pasti mengenai takdir manusia sebagai satu kesatuan kehidupan, sebagai konsekuensi dari tinjauan tentang manusia ini, yakni sebagai individu yang unik, yang tidak memungkinkan seorang individu yang unik, yang tidak memungkinkan seorang individu memikul beban individu yang lain dan hanya berhak atas hasil kerjanya sendiri. Menurutnya, manusia adalah makhluk Tuhan yang dengan kesalahannya menjadi wakil Tuhan di muka bumi, sebagai  manusia yang memiliki pribadi yang merdeka, yang diterima dengan menginsafi resiko yang ditanggungnya (Iqbal, 1996 : 95).
Prof. Abbas Mahmud Al-Akad mengatakan bahwa manusia adalah hewan berpikir yang bernaluri kultural yang memiliki jiwa utama dan bereksistensi (tholib, 1977 : 9).
Murthada Muntazeri menyatakan, manusia itu pada dasarnya hewan, memiliki banyak sifat yang serupa dengan makhluk lainnya, tapi ada seperangkat tingkat perbedaan antara manusia dengan jenis lainnya, manusia mempunyai ciri tersendiri  dan tidak tersamai, ia dianugrahi keunggulan (Muthahari, 1986 : 62).
Jadi dilihat dari berbagai seginya, manusia tampak semakin banyak arti dan unik, manusia menurut paham meterialisme, berasal dari materi sehingga ukuran segala sesuatunya berdasarkan aspek material dengan meniadakan aspek spiritual.. Manurut Naturalisme adalah manusia adalah fenomena alam yang sangat ditentukan oleh alam. Paham sosiologisme menyebutkan bahwa manusia adalah gejala sosial yang kehidupannya tergantung pada lingkungan sosial yang melingkupinya. Menurut paham historisme, manusia adalah sejarah, anak sejarah. Eksistensialisme berkata, manusia adalah realitas kehidupan dan pengalaman.

2.                              Menurut Al-Qur-an
Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang penciptaanya dimuliakan dan disempurnakan dibanding makhluk lainnya. Firman Allah SWT,
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S At-Tin : 4)
Keindahan dan kesempurnaan manusia itu dapat kita lihat dari segi fisik, sikap yang tegak, berjalan diatas dua kaki, mengayunkan gerak dua tangan secara refleks, persendian setiap anggota tubuh yang dapat digerakan, tidak kaku, dan sebagainya. Manusia memiliki kemapuan berprilaku sosial, berbudaya, berbahasa, bercanda, dan berpikir. Mampu menggunakan alat dan sanggup memanfaatkan sumber daya alam. Mampu berprilaku individual dan berkelompok. Mampu mengingat masa lalu, memprediksi masa mendatang. Memiliki rasa bersalah, benar dan rasa keindahan. Mempunyai kesadaran/naluri ketuhanan. Mempunyai potensi, instink, indera, akal, intuisi, kebebasan berkehendak, kebebasan memilih dan lain-lain. Mampu berpikir abstrak, imaginatif, dan kreatif. Mempunyai dorongan psikis dan fisik, memiliki emosi dan mampu meredakannya.

B.     SEKILAS SEJARAH MANUSIA
1.      Asal Usul Manusia Menurut Ilmu Pengetahuan
Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan ditekankan pada uraian tentang awal kehidupannya di bumi. Dinyatakan bahwa spesies baru berasal dari jenis yang lain. Teori ini berasal dari Erasmus Darwin, kakek Charles Darwin. Namun cucunya itulah, yang kemudian memodifikasi teorinya dengan menambahkan faktor seleksi alam untuk menunjukan bagaimana mekanisme evolusi itu berlangsung.
Dari sumber yang sama disebutkan bahwa teori evolusi diperkenalkan oleh Darwin pada pertengahan abad 19. teori ini sempat membuat panik kalangan gereja dan ilmuan yang meyakini teori kreasi khusus. Kepanikan itu memuncak setelah para penganut teori Darwin mengeksploitasikan pengertian evolusi sedemikian rupa seolah-olah manusia itu berasal dari kera. Padahal teori Darwin sendiri sudah jelas tidak mengatakan bahwa manusia itu berasal dari kera, walaupun ilmu taksonomi menyebutkan bahwa manusia (familia hominidae) dan kera besar seperti gorila, orang hutan, dan simpanse (familia pongidae) berada pada superfamily yang sama yaitu hominoidae yang hidup 28 juta tahun yang lalu.
Menurut akhli paleonotologi, evolusi manusia terbagi menjadi 4 kelompok berdasarkan tingkatan evolusi, yaitu pramanusia, manusia kera, manusia purba, dan manusia modern.
a.       Pra manusia
Fosil pramanusia di kota Johannesburg, Afrika selatan, ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. fosil itu dinamakan familia hominidae ini digolongkan pendahulu manusia, namun tidak bisa disebut manusia pertama. Ia diperkirakan hidup sekitar 2 juta tahun yang lalu, sudah bisa menggunakan alat, tetapi belum bisa membuat sendiri.

b.      Manusia kera
Mula-mula, manusia kera atau pithecantropus dianggap sebagai jenis peralihan, sebagai bentuk tersendiri yang bukan kera dan bukan manusia. Kini orang lebih umumnya menyebutnya dengan manusia yang menyerupai kera. Posilnya ditemukan di tepi sungai bengawan solo oleh Eugene Dubois, pada tahun 1891. pithecantropus dari jawa ini sudah menyerupai manusia, namun tengkoraknya masih menunjukkan sifat-sifat primitif. Disebut juga phitecan thropus erectus, karena bisa berjalan tegak diatas kedua kakinya. Manusia ini sudah bisa menggunakan menggunakan dan membuat alat-alat (perkakas) sendiri.
Kerabatat dekat pithecantropus Erectus ini adalah pithecantropus pekinensis yaitu manusia kera dari peking, atau disebut juga sinanthropus pekinensis. Dari Afrika Timur, Atlanthropus Mauritanitus  dianggap sebagai variasi pithecantropus pula. Kelompok ini dianggap manusia pertama.

c. Manusia Purba
Manusia purba dianggap lebih tinggi. Mereka sudah dekat dengan manusia modern, bahkan sama-sama dimasukkan ke dalam genus yang sama yaitu homo, walaupun spesiesnya masih dibedakan. Mereka hidup sebagai pemburu berkebudayaan alat bantunya cukup tinggi, dan telah mengetahui bagaimana menguburkan orang mati. Tengkoraknya panjang, dahinya pendek, dan lengkung alisnya menjorok sampai ke atas hidung.
Di antara kerabat manusia purba ini adalah manusia dari neander yang tersebar luas di Eropa (Prancis sebagai pusatnya), Timur Tengah, Afrika Utara, dan lain-lain. Kerabatnya yang lain terdapat di Indonesia dikenal sebagai manusia solo. Demikian pula manusia Heidelberg di jerman, termasuk ke dalam kelompok manusia purba.

d.      Manusia Modern
Manusia modern atau Homo Sapiens sudah muncul pada saat manusia Neanderthal belum punah. Manusia modern telah pandai berpikir menggunakan otaknya dan pandai menalar dibandingkan dengan manusia Neanderthal. Kemungkinan telah terjadi percampuran antara kedua golongan manusia tersebut, disamping telah terjadi saling membunuh. Manusia modern Eropa diduga merupakan keturunan dari perkawinan campuran ini diduga melahirkan manusia modern Eropa.
Untuk menentukan di mana kelahiran manusia modern pertama tidaklah mudah, karena penyebaran begitu luas. Homo Sapiens tertua, yang tersebar di Eropa, tinggal dalam goa, membuat lukisan dinding, hidup sebagai pemburu.

2.                              Asal Manusia Menurut Al-Qur’an
a.      Manusia Pertama
Sebelum Allah menjadikan Adam as. sebagai manusia asal, lebih dahulu Allah SWT berfirman kepada malaikat :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Kholifah di muka bumi. Mereka berkata mengapa engkau hendak menjadikan kholifah di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau? Allah berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui. (Q.S Al-Baqarah ; 30).
Mengenai unsur pokok kejadian Adam, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut:
1.      Diciptakan dari turab yakni tanah
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan sebenarnya.”  (Q.S Nuh : 17-18)

2.      Diciptakan dari Tin yakni tanah yang bercampur air, tanah liat
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat”. (Q.S As-Shafat : 11)

3.      Diciptakan Allah dari Hamain dan Shal-shal, yakni tanah liat kering dan lumpur hitam
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk.”  (Q.S Al-Hijr : 26)

4.      Diciptakan Allah dari shal-shal dan fakhar yakni tanah kering seperti tembikar
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.”  (Q.S Ar-Rahman : 14)

b.      Kejadian Manusia Berikutnya
Setelah Adam as tercipta kemudian Allah menciptakan Hawa sebagai Istrinya dari jenis yang sama :
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan darinya Allah menciptakan istrinya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak” (Q.S An-Nisa : 10)
Maksud kata “darinya” menurut jumhur Mufasirin adalah Hawa yang diciptakan dari bagian tubuh (tulang Rusuk) Adam as Hal ini berdasrkan hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim. Di samping ada pula yang menafsirkan kata darinya ini bahwa Hawa diciptakan dari unsur yang serupa, yakni tanah sebagaimana Adam diciptakan,
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan darinya Dia menciptakan istrinya agar dia merasa senang kepadanya (Q.S Al-Arof : 189)
Dalam pandangan ini, makna Hawa tercipta dari tulang rusuk bersifat qiyasi, bukan arti sebenarnya. Yang dimaksud tulang rusuk dalam hadis ini adalah bahwa perempuan itu mempunyai gambaran sifat-sifat seperti tulang rusuk, sulit diluruskan dan mudah patah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tidak ada sesuatu yang paling bengkok kecuali tulang rusuk sebelah atas, jika kamu bermaksud meluruskan tulang bengkok itu, akan patahlah ia. Agar dapat saling menyukainya walaupun dalam keadaan bengkok. ( 1969:448).
Pendapat kedua menyatakan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam sebelah kiri ketika Adam sedang tidur. Sewaktu terjaga Adam melihat Hawa sudah berada disampingnya. Ia begitu terpesona begitu juga Hawa, Rasul bersabda diriwayatkan oleh Ibnu Khatim, dari ayahnya, dari Muhammad Ibnu Muqamil, dari Waki, dari Halal, dari qatadah, dari Ibnu Abbas, Ia berkata “Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena itu, cenderung mencintai laki-laki. Sedangkan laki-laki diciptakan allah dari tanah karena itu cenderung menyukai apa yang ada di bumi. Oleh karena itu, jagalah perempuan-perempuanmu.”
Kedua pendapat di atas menunjukkan bahwa Hawa betul-betul diciptakan dari tulang rusuk laki-laki kendati ada juga yang berpendapat bahwa penciptaan dari tulang rusuk laki-laki itu bermakna kias yaitu bahwa perempuan itu mempunyai sifat-sifat seperti tulang rusuk bengkok, sulit diluruskan, dan mudah patah.
Setelah Adam dan Hawa tercipta, perkembangan kejadian manusia berikutnya tidak secara langsung sepeti Adam pertama kali diciptakan tetapi melalui perantaraan kedua belah pihak laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Firman Allah Surat Al Mu’minun 12-14,
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) d alam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal daging, dari segumpal daging itu Kami jadikan Tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (Q. S. 23 Al-Mu’minun : 12 – 14)
Rupa masing-masing memakan waktu 40 hari. Masa pemberian ruh kurang lebih setelah Ayat ini menunjukkan bahwa proses terjadinya manusia itu mengalami beberapa tahapan :
1.      Masa nuthfah. Setetes cairan sebagian kecil cairan atau tetesan cairan yang mengandung ganet laki-laki maupun perempuan. Firman Allah “Bukankah dia dulu setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim). (Q.S Al-Qiyamah : 37)

2.      Masa “alaqah”, gumpalan darah. Yaitu embrio yang telah mendapat makanan dari darah ibu. Firman Allah “ Kemudian Air mani itu Kami jadikan segumpal darah” (Q.S Al-Mu’minun : 14)

3.      Masa Al-Mudghah segumpal daging, Firman Allah “ Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging” (Q.S Al-Mu’minun : 14)

4.      Masa Al-Idham yaitu tulang belulang yang dijadikan segumpal daging, Fimana Allah “ Dan segumpal daging itu Kami ciptakan tulang belulang (Q.S Al-Mu’minun : 14)

5.      Masa Al-Kisa’a bil lahman, yaitu periode pembungkusan tulang belulang dengan daging, Firman Allah “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging (Q.S Al- Mu’minun : 14)

6.      Masa An-Nasyaah yaitu masa pembentukan, Firman Allah Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain ( Q.S Al-Mu’minu : 14)
Proses penciptaan manusia menurut hadits, sejak masa nutfah sampai berbentuk 120 hari (4 bulan).


















BAB III
KESIMPULAN

Ada yang berpendapat bahwa manusia berasal dari dua suku kata : manus dan ia. Manus artinya jiwa, ia artinya raga, tubuh kasar, atau jisim. Jadi manusia adalah benda hidup yang berjiwa raga (Ali Utsman, 1970 : 26).
Menurut Ibnu Siena, bahwa manusia adalah “it is know that man differs from the other animals, in that he can not lead a proper life when isolated as a single individual, managing his affaisa with no associated to help him satisfy his basic want …” Sebenarnya telah diketahui bahwa manusia berbeda dengan hewan mana pun. Binatang tidak bisa hidup dengan cara yang baik, binatang hidup sendirian mengurus segala keperluannya tanpa ada teman bersekutu yang membantu segala kebutuhannya. (Zainal Abidin, 1974 : 210).
Menurut Syeh Nurudin Ar-Raniri, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna di dunia ini. Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan citra-Nya agar manusia dapat berperan sebagai kholifah di muka bumi, sebab tanpa citra-Nya mustahil manusia dapat berperan sebagai wakil Tuhan. Selain manusia sebagai kholifah, manusia juga berfungsi sebagai tempat penuangan (tajali) nama dari sifat Allah yang paling lengkap dan sempurna  (Dawam Raharjo, 1985 : 93)
Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang penciptaanya dimuliakan dan disempurnakan dibanding makhluk lainnya. Firman Allah SWT,
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S At-Tin : 4)
Mengenai unsur pokok kejadian Adam, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut:

1.      Diciptakan dari turab yakni tanah
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan sebenarnya (Q.S Nuh : 17-18)

2.      Diciptakan dari Tin yakni tanah yang bercampur air, tanah liat
“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat (Q.S As-Shafat : 11)

3.      Diciptakan Allah dari Hamain dan Shal-shal, yakni tanah liat kering dan lumpur hitam
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang dibentuk (Q.S Al-Hijr : 26)

4.      Diciptakan Allah dari shal-shal dan fakhar yakni tanah kering seperti tembikar
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (Q.S Ar-Rahman : 14)
Ayat ini menunjukkan bahwa proses terjadunya manusia itu mengalami beberapa tahapan :
  1. Masa nuthfah. Setetes cairan sebagian kecil cairan atau tetesan cairan yang mengandung ganet laki-laki maupun perempuan. Firman Allah “Bukankah dia dulu setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim). (Q.S Al-Qiyamah : 37)

  1. Masa “alaqah”, gumpalan darah. Yaitu embrio yang telah mendapat makanan dari darah ibu. Firman Allah “ Kemudian Air mani itu Kami jadikan segumpal darah” (Q.S Al-Mu’minun : 14)

  1. Masa Al-Mudghah segumpal daging, Firman Allah “ Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging” (Q.S Al-Mu’minun : 14)
  2. Masa Al-Idham yaitu tulang belulang yang dijadikan segumpal daging, Fimana Allah “ Dan segumpal daging itu Kami ciptakan tulang belulang (Q.S Al-Mu’minun : 14)

  1. Masa Al-Kisa’a Bil Lahman, yaitu periode pembungkusan tulang belulang dengan daging. Firman Allah, “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging (Q.S Al- Mu’minun : 14)

  1. Masa An-Nasyaah yaitu masa pembentukan, Firman Allah Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain ( Q.S Al-Mu’minu : 14)
Proses penciptaan manusia menurut hadits, sejak masa nutfah sampai berbentuk 120 hari (4 bulan).
















DAFTAR PUSTAKA


Depag RI. 1995. Al quran dan Terjemahannya. Indah Press. Jakarta.

Gandaatmaja, Muhtar. 2000. Kuliah Al-Islam. Bandung : Lembaga Pendidikan dan Dak’wah al-Hijaz.

Rakhmat Munawar, Drs. M.Pd, dkk. 2007. Seminar pendidikan Agama Islam. Bandung. UPI Press.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

di tunggu kritik dan saran nya demi perbaikan makalah ini dimsa yang akan datang

Posting Komentar

 
;