Selasa, 16 September 2014

PROGRAM PBKL SMANSAGAS



PROGRAM
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
SMA NEGERI 1 CIMARAGAS


Latar Belakang
Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah.Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  pada BAB III pasal 4 ayat (1) dinyatakan bahwa  Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Selanjutnya pada BAB X pasal 36 ayat (2) dinyatakan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, dan pada pasal yang sama ayat (3) butir c menyatakan bahwa Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan. Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Keterampilan/Kejuruan (butir i) dan muatan lokal (butir j). Berdasarkan hasil rapat tim pengembang kurikulum SMA Negeri 1 Cimaragas Tahun Pelajaran 2014 / 2015 ( dokumen 1 hal. 28 ).
Memperhatikan kondisi Jawa Barat yang sangat luas tentu memiliki karaktertistik yang berbeda di setiap kabupaten, maka alangkah baiknya  segera diterapkan pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) pada sekolah –sekolah di Jawa Barat  khususnya di Kabupaten Ciamis Lebih Tepatnya di Desa Cimaragas Kecamatan Cimaragas, sehingga potensi daerah dan lingkungan yang sangat berlimpah dapat segera diberdayakan.
Pelaksanaan PBKL di sekolah tentu tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan tentang Kurikulumm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Oleh karena itu secara umum tujuan program PBKL di SMA adalah memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pendidikan di sekolahnya dengan memasukkan kajian materi keunggulan lokal sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah serta lingkungan sekitarnya. Sedangkan secara khusus PBKL bertujuan agar peserta didik :
  1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah dimana siswa berada;
  2. Memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya, masyarakat dan negara;
  3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional;
  4. Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.
Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka sekolah memiliki kesempatan untuk mengem bangkan pendidikan dengan memasukkan keunggulan lokal sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah serta linkungannya. Permasalahan yang muncul dari uraian di atas adalah, ”Bagaimana mewujudkan PBKL di SMA Negeri 1 Cimaragas agar bisa mengangkat nama daerah?”
PEMBAHASAN
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.
Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah.Potensi daerah adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah.Sebagai contoh potensi Cimaraagas, memiliki potensi seni budaya yang bernilai tinggi. Pemerintah dan masyarakat Desa Cimaragas dapat melakukan sejumlah upaya dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi keunggulan lokal Desa Cimaragas sehingga daerah ini menjadi lebih terkenal di kancah nasional.
Konsep pengembangan keunggulan lokal dapat digali dari berbagai potensi, yaitu potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya dan historis.Uraian masing-masing sebagai berikut.
1. Potensi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air,  yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian: padi, jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: kelapat, coklat, Pepaya dll.; bidang peternakan:  unggas, kambing, sapi dll.
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi. (Wikipedia: 2010).
3. Potensi Budaya
Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan.Agar kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme yang pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai kebudayaan  daerah sehingga menjadi keunggulan lokal. Beberapa contoh keunggulan lokal menghargai kebudayaan setempat yaitu upacara Misalin yang menghargai sejarah leluhur Cimaragas sebagai dikenal dengan nagara tengah tempat dimana leluhur pemerintahan Galuh. Di cimaragas terdapat budaya dan upacara-upacara adat untuk menyambut tamu-tamu agung atau dalam penyambutan pengantin pria pada upacara pernikahan dan memiliki tarian-tarian khas dari yang selama ini belum di kembangkan di tingkat sekolah. Program PBKL di SMA Negeri 1 Cimaragas akan mengangkat seni tradisi leluhur yaitu seni degung dan seni tari jaipongan dimana dari seni ini lah akan muncul karakter budaya bangsa yang akan mamjukan potensi daerah cimaragas umumnya dan khususnya di SMA Negeri 1 Cimaragas.
Dalam penyelenggaran program PBKL di SMA Negeri 1 Cimaragas perlu memperhatikan strategi pelaksanaan, identifikasi kondisi dan Kebutuhan daerah, identifikasi potensi satuan pendidikan, identifikasi jenis keunggulan lokal, dan bagaimana melakukan kerja sama dengan instansi lain.
A. Strategi Pelaksanaan PBKL di SMA Negeri 1 Cimaragas
Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di SMA Negeri 1 Cimaragas merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tertuang pada PP 19 Tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat (2) yang menyatakan bahwa pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olah raga dan kesehatan; dan ayat (3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. Oleh karena itu  PBKL dapat diselenggarakan melalui tiga cara, yaitu pengintegrasian dalam mata pelajaran yang relevan, muatan lokal, dan mata pelajaran keterampilan.
1.      Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
Bahan kajian keunggulan lokal dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu yang relevan dengan KI/KD mata pelajaran tersebut.Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengkaji KI/KD mata pelajaran yang terkait dihubungkan dengan hasil analisis keunggulan lokal.Hasil pengkajian KI/KD tersebut dituangkan pada penyempurnaan silabus dan RPP. Kemudian dibuat bahan ajar cetak dan bahan ajar ICT  yang mengintegrasikan PBKL pada mata pelajaran yang relevan. Pola pengintegrasian PBKL pada mata pelajaran dapat dilakukan melalui tahapan berikut ini.
a.              Melaksanakan identifikasi KI/KD yang telah ada dihubungkan dengan hasil analisis
keunggulan lokal, sehingga terpilih beberapa konsep pada mata pelajaran yang relevan.
b.              Menyempurnakan Silabus mata pelajaran Seni Budaya pada konsep yang terpilih berdasarkan hasil identifikasi KI/KD yang dihubungkan dengan keunggulan lokal.
c.              Menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap mata pelajaran pada
SK/KD yang terpilih.
2.      Mata Pelajaran Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.Kajian mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan pendidikan.Untuk itu terlebih dahulu harus disusun KI/KD, silabus dan Rencana Pembelajaran yang memungkinkan setiap satuan pendidikan dapat menyelenggarakan pembelajaran muatan lokal.  Contoh : Muatan Lokal berupa Seni Degung dan seni Tari Jaipongan
  1. Mata Pelajaran Keterampilan.
Strategi ini digunakan untuk menyajikan materi atau substansi keunggulan lokal secara berdiri sendiri, bukan terintegrasi dengan mata pelajaran. Dengan demikian KI/KD dapat menggunakan mata pelajaran keterampilan  sesuai dengan bahan ajar/substansi keunggulan lokal yang diselenggarakan. Apabila KI/KD yang tersedia tidak relevan dengan bahan ajar/substansi program keunggulan lokal, maka satuan pendidikan dapat mengembangkan sendiri KI/KD yang sesuai dengan kebutuhan.
B.  Identifikasi Kondisi dan Kebutuhan Daerah
Kegiatan identifikasi ini dilakukan untuk mendata dan menelaah berbagai kondisi dan kebutuhan daerah.Data dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait seperti Pemerintah Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, dan Dunia Usaha/Industri.Kondisi daerah dapat ditinjau dari potensi daerah yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari:
1.        Rencana pembangunan daerah, termasuk prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan (sustainable development);
2.        Pengembangan seni dan budaya yang terkenal di desa cimaragas berupa seni tradisi karuhun yaitu seni Tari dan seni degung.
3.        Aspirasi masyarakat sekolah untuk membuat tim seni degung dalam upaya untuk mengembangkan potensi siswa dalam hal upacara adat sunda dan seni tari.
C.  Identifikasi Potensi Satuan Pendidikan
Kondisi satuan pendidikan baik negeri maupun swasta di berbagai daerah sangat bervariasi. Oleh karena itu, untuk menentukan program PBKL yang akan dilaksanakan, setiap satuan pendidikan harus melakukan identifikasi terhadap potensi masing-masing. Kegiatan ini dilakukan untuk mendata dan menganalisis daya dukung yang dimiliki. Kegiatan yang dilaksanakan adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ditekankan pada kebutuhan peserta didik yang  harus memperhatikan:
1.    Lingkungan, sarana dan prasarana,
2.   
Ketersediaan sumber dana,
3.   
Sumber daya manusia (pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik),
4.   
Dukungan Komite Sekolah dan masyarakat setempat,
5.   
Dukungan unsur lain seperti sanggar seni,
6.   
Kemungkinan perkembangan sekolah.
D.  Identifikasi Jenis Keunggulan Lokal
Berdasarkan kajian beberapa sumber, maka dapat dipilih/ditentukan jenis program keunggulan lokal yang memungkinkan untuk dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan potensi pendidik dari satuan pendidikan. Penentuan jenis muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
1.    Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik (fisik, psikis, dan sosial);
2.   
Ketersediaan pendidik yang diperlukan;
3.   
Ketersediaan sarana dan prasarana;
4.   
Ketersediaan sumber dana;
5.   
Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;
6.   
Bisa menjadi pemasukan untuk sekolah dan siswa dari hasil pentas
7.   
Diperlukan oleh lingkungan sekitar.
Berbagai jenis keunggulan Lokal yang dapat dikembangkan di SMA Negeri I Cimaragas meliputi:
1.    Kesenian daerah seni degung;
2.   
Seni Tari
E.  Kerjasama dengan Unsur Lain
Pengembangan program PBKL di sekolah bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus mempersiapkan berbagai hal untuk memperlancar pengembangan keunggulan Lokal yang akan dilaksanakan pada satuan pendidikan masing-masing.  Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam menentukan program PBKL  yang akan dilaksanakan. Tim pengembang kurikulum yang sudah dibentuk di setiap satuan pendidikan, bertanggung jawab dalam pengembangan PBKL. Dalam hal ini, perlu dipertimbangkan pula masukan dari guru yang akan mengampu mata pelajaran Muatan Lokal, Keterampilan atau mata pelajaran lain yang relevan. Di samping itu, satuan pendidikan perlu menjalin kerjasama dengan unsur-unsur lain, seperti Sanggar.Dalam kerjasama ini masing-masing unsur memiliki peran, tugas, dan tanggung jawab tertentu.
1.    Peran, tugas, dan tanggung jawab tim pengembang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pengembangan PBKL secara umum adalah sebagai berikut:
a.    Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah;
b.    Mengidentifikasi potensi  sumber daya yang ada di satuan pendidikan;
c.    Mengidentifikasi jenis keunggulan lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi pesert
a
d.   Menentukan jenis program PBKL yang akan dilaksanakan;
e.    Menyusun K
I, KD dan Silabus Muatan Lokal dan mata pelajaran Seni Budaya
F. Pelaksanaan Penilaian Program PBKL
Penilaian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar peserta didik pada setiap Kompetensi Inti (KI). Penilaian ini mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik  sesuai dengan jenis keunggulan lokal yang dilaksanakan oleh sekolah. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar untuk menentukan peserta didik yang boleh melanjutkan ke materi pelajaran berikutnya dan peserta didik yang perlu mendapat layanan perbaikan/remedial.
Pelaksanaan Penilaian Program Pembelajaran PBKL disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran pendidikan keunggulan lokal yang dilaksanakan sebagai berikut, apabila:
1.            Terintegrasi dalam mata pelajaran, maka penilaiannya menyatu dengan SK dan KD mata pelajaran yang terkait.
2.            Menjadi mata pelajaran keterampilan, maka  penilaiannya  dilakukan secara mandiri sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan.
3.            Menjadi muatan lokal, maka  penilaiannya  dilakukan secara mandiri sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan, sama halnya seperti pada mata pelajaran keterampilan.
Penilaian hasil belajar peserta didik harus mendorong peserta didik untuk belajar  yang lebih baik.  Prinsip penilaian yang  digunakan adalah seperti berikut ini.
1.         Sahih, yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2.   Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3.   Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik  karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
4.   Terpadu, yakni penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran.
5.   Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6.   Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua
aspek   kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
7.  Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.



KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Untuk mewujudkan PBKL pada suatu sekolah diperlukan kerjasama dengan stakeholder dan secara terus menerus melakukan evaluasi untuk mengembangkan potensi daerah. Bukan tidak mustahil sebuah keunggulan lokal jika dikemas secara profesional akan mengangkat nama daerah ke tingkat nasional bahkan internasional.
Saran
Diperlukan kajian yang lebih mendalam dan kebersamaan antara sekolah, masyarakat, pemerintah daerah untuk keberhasilan pelaksanaan PBKL
 "Dicky Mulyadi"

0 komentar:

Posting Komentar

 
;